Renungan untuk Orang Yang Berakal




Masih ingat dengan Ariel Sharon? Mantan Perdana Menteri (PM) Israel itu sekian lama tak terdengar kabarnya sejak mengalami koma. Tak terasa, Sharon telah terbaring koma lebih dari lima tahun!

Hari ini pria berumur 82 tahun itu pulang ke rumahnya. Sharon yang selama bertahun-tahun dirawat di rumah sakit Sheba Medical Center di dekat Tel Aviv, mulai kini akan dirawat di rumahnya yang terletak di gurun pasir Negev, Israel selatan.

Menurut seorang pembantu dekat Sharon, Raanan Gissen, mengingat usia dan durasi koma, tampaknya Sharon tak akan mungkin pulih kembali. Namun kedua putra Sharon, Omri dan Gilad masih tetap berharap ayah mereka akan sadar kembali.

Selama ini rumah sakit sangat membatasi kunjungan ke kamar Sharon dikarenakan kekhawatiran akan terjadinya infeksi. Biaya perawatan Sharon di rumah sakit selama ini ditanggung oleh para pembayar pajak di Israel. Namun dikarenakan telah menelan biaya yang tinggi, sejumlah pihak belakangan menyerukan agar Sharon dipindahkan ke rumah.

Prof Shlomo Noy, direktur rehabilitasi di Sheba Medical Center mengatakan, diharapkan kondisi Sharon akan membaik, meski sangat sedikit.

"Tentunya apa di balik ini adalah harapan agar situasinya akan membaik. Namun perbaikan yang kita bicarakan dalam situasi seperti ini bukan perbaikan besar, bukan perbaikan dramatis," kata Noy pada Radio Tentara Israel seperti dilansir Reuters, Jumat (12/11/2010).

Selama ini Sharon bisa bernafas tanpa alat bantuan namun dia harus menerima makanan lewat selang infus.

Meski koma, namun menurut para dokter dan kerabat yang diizinkan menjenguk mantan pemimpin Yahudi itu, Sharon yang tidak bisa berkomunikasi itu, tampaknya bisa merespons stimulus dasar dan televisi.

Pada 4 Januari 2006 silam, Sharon mengalami stroke hebat yang kemudian mengalami keadaan koma yang terus berkepanjangan entah sampai kapan.

* inilah beberapa kekejaman Ariel Sharon ketika masih hidup:

1. sharon mengambil seorang bayi daripada ibunya dan dilempar bayi itu ke dinding.

2. seorang gadis berusia 10 tahun yang diperkosa dengan kejam dan akhirnya matanya diambil

3. sekumpulan keluarga, disuruh beratur depan rumah, dan ditembak.

4. wanita hamil, diperkosa, dengan kaki terbuka luas, dan akhirnya perut wanita dihiris, meninggalkan perempuan ini ke dalam kematian berdarah bersama kandungannya.

5. Sharon membunuh dua anak dalam jarak 10 meter

dan masih banyak lagi kekejaman lain



* Bandingkan dengan ini:

Jenazah masih utuh setelah 26 tahun dikubur




Jenazah siapkah gerangan?

Sosok jenazah utuh itu bernama KH. Abdullah bin KH. Mumin. Beliau adalah seseorang yang sederhana, dermawan, berjiwa sosial, sabar dan rendah hati. Semasa hidupnya beliau pernah menjabat sebagai mantan Wakil Ketua Pengadilan Agama Tangerang. Dia seorang pejabat, tapi hidupnya sangat sederhana. Jauh dari korupsi. Padahal, kesempatan itu terbuka lebar di depan mata. Ke mana-mana ia selalu pakai sepeda onthel. Satu hal yang sebenarnya berbalik seratus derajat dengan jabatannya kala itu.

Saat kecil, saya suka dianter Bapak pakai sepeda ke sekolah. Bapak pernah disuruh naik motor, tapi ia tidak mau, ujar Ahmad Pathi, putra keenam almarhum.

Bahkan, ke kantor pun yang jaraknya lumayan jauh, almarhum suka pakai sepeda. Paling banter, ia dijemput naik motor atau mobil orang lain. Begitulah kesederhanaan almarhum, yang kemudian diajarkan pada anak dan santri-santrinya.

Lebih dari itu, beliau adalah seorang muallim (orang berilmu), kyai, dai, ustadz, dan guru besar. Warga Jurumudi Baru menyebutnya Buya. Sebuah gelar yang tidak mudah didapatkan, tentunya. Sebuah gelar kemuliaan atas kedalaman ilmunya dan keluarbiasaan etikanya. Ya, beliau terkenal sangat wara (rendah hati).

Alharmum merupakan didikan Darul Ulum, Mekkah al-Mukarramah. Ketika perang dunia kedua berkecamuk, beliau dipanggil pemerintah untuk pulang. Seluruh pelajar Indonesia di luar negeri, diharuskan pulang ke negaranya saat itu. Mungkin untuk bela negara, ujar Ahmad Pathi, lelaki berusia 50 tahunan ini. Padahal, saat itu masa belajarnya baru enam tahun di sana (bukan 25 tahun, seperti yang ditulis banyak media) dan ia berniat ingin lebih lama lagi di negeri suci tersebut. Namun, apa daya, kondisi dalam negeri yang sedang berkecamuk perang, memaksanya untuk pulang ke kampung halaman.

Sekembalinya dari Mekkah, hidup almarhum banyak diabdikan untuk kepentingan agama. Ia kerapkali mengisi pengajian di kampungnya dan desa tetangga, baik sebagai khatib Jumat, pemimpin doa dan ceramah agama. Selain itu, ia juga mendirikan Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di atas tanah wakaf dan mendirikan Mesjid Al-Najat, yang letaknya berada di bibir sungai Cisadane.

Menurut Ahmad Pathi, tanah wakaf yang di atasnya terdapat MI itu pernah digugat oleh salah seorang ahli warisnya. Ia datang mencak-mencak dan minta tanah itu dikembalikan kepada keluarganya. Padahal, ia masih keluarga jauh. Tapi, apa jawaban almarhum saat itu, Silakan saja diambil tanahnya. Kalau mau, madrasahnya juga sekalian, nggak apa-apa.

Almarhum, di mata anak-anaknya, memang terkenal sangat sabar. Termasuk dalam menghadapi kasus di atas. Emosinya tidak mudah terpancing. Akhirnya, hingga kini tanah itu pun tidak jadi digugatnya. Ini mungkin berkat kesabaran almarhum. *

Sesungguhnya tanda tanda kekuasaan Tuhan itu nyata bagi orang orang yang berakal, yang jadi pertanyaan apakah kita mau berpikir?


Share this article :
 
Copyright © 2011. Copasindo - Back to Top
Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger