Hal ini menurut hasil studi tim peneliti dari China dan Inggris. Mereka membandingkan hasil pemindaian otak orang depresi dan orang normal. Diketahui, adanya pola yang hampir sama pada orang depresi.
Yaitu aktivitas otak mereka tidak sinkron dalam tiga area kolektif yang dikenal sebagai "sirkuit kebencian". Area ini, dalam percobaan sebelumnya terbukti menjadi aktif ketika orang depresi melihat foto orang yang mereka tak suka.
"Kami cukup terkejut dengan hasil ini," kata Jianfeng Feng, professor dari University of Warwick, dikutip dari Health.com.
Perasaan membenci diri sendiri merupakan gejala umum dari depresi. Sehingga, menurut Feng, orang depresi akan mengalami perasaan benci yang lebih dalam saat berhadapan dengan orang lain.
Dari pengamatan, gangguan otak ini bisa jadi tanda bahwa orang depresi memiliki gangguan kemampuan untuk mengatasi masalah dan belajar dari situasi sosial, saat mereka merasakan kebencian. Ini juga bisa menjelaskan mengapa rasa benci bisa cepat berubah jadi bentuk kemarahan.
Studi yang dipublikasi dalam Journal Molecular Psychiatry pada awal Oktober 2011 ini, adalah penelitian pertama yang menghubungkan gangguan di 'sirkuit kebencian' dengan perasaan depresi. Nantinya, temuan ini dapat membantu dokter memahami reaksi orang depresi pada kondisi tertentu
""Pasien dengan kondisi ini biasanya mulai meragukan diri sendiri dan mereka menarik diri dari situasi sosial. Sirkuit kebencian mungkin ada hubungannya dengan itu," kata Madhkar Trivedi, MD, Director of the Mood Disorders Program di University of Texas. (sj)